Warga kelurahan payuputar saat sosialisasi (foto Andy)
Prabumulih,Gemasumsel.news – PHRZ 4 Gelar sosialisasi rumah retak di Kelurahan Payuputat di Kecamatan Prabumulih Barat, di Gedung Patra Ria, Komperta kota Prabumulih kemaren.
Dalam acara itu masyarakat di Kelurahan Payuputat di undang oleh PHRZ4 dan mereka sangat berharap adanya, kompensasi akibat dampak moving alat berat PHRZ 4 melalui Kelurahan Payuputat
Di acara itu PHRZ 4 juga mengundang Tim Independen UNSRI setelah sebelumnya telah melakukan kajian di Kelurahan Payuputat. Dan, memaparkan hasil kajiannya di depan Manajemen PHRZ 4 dan lapisan masyarakat Kelurahan Payuputat
Rosidawani ST MT, Perwakilan Tim Independen UNSRI membeberkan, hasil kajiannya selama 2,5 bulan dilakukan sejak Desember 2023 di Kelurahan Payuputat.
Melalui pengambilan data dan sampel, beserta turun ke lapangan. Kesimpulannya, retaknya rumah di Kelurahan Payuputat tidak disebabkan kegiatan moving alat PHRZ melintasi jalan di Kelurahan Payuputat.
Tetapi, hasil kajian dilakukan terhadap 150 rumah warga di Kelurahan Payuputat di sebabkan struktur tanah dan juga bangunan bukan karena, moving alat berat milik PHRZ 4,” kata dia.
Disinggungnya, soal penyebab getaran bisa mempengaruhi atau menyebabkan keretakan. Menurutnya, hal itu bisa saja terjadi. “Tetapi, getarannya harus besar. Kalau kasus di Kelurahan Payuputat, getaran diakibatkan moving alat milik PHRZ 4 kecil dan tidak signifikat menyebabkan keretakan rumah di Kelurahan Payuputat,” katanya
Staff Ahli Pemkot Prabumulih, Mulyadi Karoman SPd MSi menjelaskan, lewat paparan Tim Independen UNSRI bisa memberikan pemahaman kepada lapisan masyarakat di Kelurahan Payuputat.
Sebab sosialisasi rumah retak ini, bisa memberikan solusi kepada masyarakat, dan perusahaan bisa mengambil langka yang tepat untuk bisa menyelesaikanya.
Masih kata dia, apalagi Tim Independen UNSRI ini telah bekerja secara baik dan sudah dipaparkan hasilnya dan diberikan kesimpulan penyebabnya,” ujarnya
Sementara itu Senior Manager PHRZ 4 Field Adera, Adam memohon support kegiatan migas di wilayah operasi dan produksinya.
Sebab keberadaan Field Adera, bisa mendukung dan meningkatkan perekonomian masyarakat dari sektor migas,”imbuhnya
Menurutnya melalui kegiatan sosialisasi rumah retak ini, harapnya ada solusi lewat musyawarah bersama masyarakat. “Ini ada Tim Independen UNSRI, telah kita terjunkan dan melakukan kajian dan hasil akhirnya akan di paparkan kepada masyarakat di Kelurahan Payuputat ini ,” pungkasnya.
Sementara itu salah satu warga Andre (56) mengaku dirinya tetap bersikukuh ingin adanya kompensasi atau ganti rugi dari perusahaan tersebut dan tidak menerima hasil penelitian dari tim UNSRI . (and)